Jumat, 24 Juni 2011

SAWAH PASANG SURUT

SISTEM PENGAIRAN LAHAN PASANG SURUT (Tidal Irrigation)

Lahan Pasang Surut
Lahan pasang surut adalah lahan yang pada  musim penghujan (bulan desember-mei) permukaan air pada sawah akan naik sehingga tidak dapat di tanami padi. Pada musim kemarau (bulan juli-september) air permukaan akan surut yang mana pada saat itu tanaman padi sawah baru dapat ditanam (pada lokasi yang berair).
(LIPI Kalimantan, 1994)
Dari luas lahan di Indonesia yang keseluruhannya berjumlah 162.4 juta ha, sekitar 39.4 juta ha berupa lahan rawa pasang surut (24.2 %) dan sekitar 123 juta ha adalah lahan kering (75 %).
Dalam keadaan alaminya lahan rawa pasang surut letaknya terpencil dan tidak ada penduduk yang menggarapnya. Pembukaan lahan rawa pasang surut dilakukan oleh Pemerintah terutama disepanjang pesisir timur pulau Sumatra dan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat serta di bagian selatan Irian Jaya (sekarang Papua),  Potensi sumberdaya lahan rawa di 3pulau utama , dalam 1.000 ha. (Kimpraswil, 2010)

Sumatra
Kalimantan
Papua
Total
Not cultivated
1,380
1,392
2,808
5,599
Cultivated
2,062
1,460
6
3,600
Profil melintang daedaerah pasang surut

Kandungan Tanah Lahan Pasang Surut. Sifat tanah dan air pada lahan pasang surut ini adalah
a.       tanah sulfat masam dengan senyawa pirit
            Pirit adalah zat yang hanya ditemukan di tanah di daerah pasang surut saja. Zat ini dibentuk pada waktu lahan digenangi oleh air laut yang masuk pada musim kemarau. pirit dapat berubah bentuk menjadi zat besi dan zat asam belerang yang dapat meracuni tanaman. Ciri tanah yang telah teracuni pirit adalah :
·         Tampak gejala keracunan besi pada tanaman
·         Ada lapisan seperti minyak di permukaan air
·         Ada lapisan merah di pinggiran saluran.
·         Tanaman mudah terserang penyakit
·         Hasil panen rendah
·         Tanah berbau busuk (seperti telur yang busuk), maka zat asam belerangnya banyak. Air di tanah tersebut harus dibuang dengan membuat saluran cacing dan diganti dengan air baru dari air hujan atau saluran.
·         Bongkah tanah berbecak kuning jerami ditanggul saluran atau jalan, menunjukkan adanya pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara.
b.      Tanah gambut
c.       Air  pasang besar dan kecil
d.      Kedalaman air tanah
e.       kemasaman air yang menggenangi lahan.
Lahan pasang surut dibagi menjadi beberapa golongan menurut tipe luapan air pasang, yaitu:
 A: Lahan terluapi oleh pasang besar (pada waktu bulan purnama maupun bulan mati), maupun oleh pasang kecil (pada waktu bulan separuh).
 B: Lahan terluapi oleh pasang besar saja.
 C: Lahan tidak terluapi oleh air pasang besar maupun pasang kecil, namun permukaan air tanahnya cukup dangkal, yaitu kurang dari 50 cm.
 D: Lahan tidak terluapi oleh air pasang besar maupun pasang kecil, namun permukaan air tanahnya dalam, lebih dari 50 cm.

Sistem Pengairan Lahan Pasang Surut
       Sistem pengairan pada lahan pasang surut dapat dilakukan dengan berbagai cara :
a.      Sistem irigasi dari bawah ke atas (lowe to upper flow irrigation system)
       Sistem ini dilakukan dengan konstruksi bendung, canal dari soil (cement), sistem irirgasi bawah ke atas dapat mengurangi pengaruh sedimen pada kanal dan sawah, karena sistem ini dapat menghilangkan stagnasi tinggi pasang surut yang akhirnya menghilangkan sedimentasi (Morgan, 1986).
       Dari keadaan air sungai yang permukaannya di bawah rata-rata permukaan tanah di tepi sungai maka untuk mendapatkan air dari sungai tani diberika alternatif pompanisasi, sistem pompanisasi ini membutuhkan pompa lebih dari satu untuk dipasang secara paralel.

b.      Sistem Aliran Satu Arah
Pelaksanaan sistem ini tergantung kepada kesepakatan pengaturan pintu-pintu air.
• Jika salah satu saluran tersier berfungsi sebagai saluran pemasukan (irigasi), maka saluran tersier disebelahnya dijadikan saluran pengeluaran(drainase).
• Saluran pemasukan diberi pintu air yang membukake dalam, sehingga pada waktu pasang air dapat masuk dan air tidak dapat ke luar jika air surut.
• Saluran pengeluaran diberi pintu air yang membuka ke luar, sehingga pada waktu air surut air dapat keluar dan air tidak dapat masuk jika air sedang pasang.
• Saluran kuarter yang merupakan batas pemilikan perlu ditata mengikuti aliran satu arah. Pada lahan yang bertipe luapan B, pintu flap gate dilengkapi stop log yang difungsikan pada waktu air pasang kecil.

PEMBAHASAN

Lahan rawa pasang surut di Indonesia mulai memperoleh perhatian, kajian dan garapan secara serba cukup (comprehensive) sebagai suatu sumber daya pada tahun 1968. Kepedulian ini dibangkitkan oleh persoalan yang sangat mendesak akan pemenuhan kebutuhan beras yang terus meningkat.                                       Usaha penyawahan lahan rawa pasang surut sebetulnya bukanlah hal baru. Orang-orang bugis sejak puluhan tahun sebelumnya telah menyawahkannya diberbagai tempat di pantai timur Sumatra dan di pantai selatan Kalimantan dengan beraneka tingkat keberhasilan. Dengan teknik tradisional sederhana, mereka dapat membuka persawahan, meskipun dengan hasil panen dan indeks pertanaman rendah menurut ukuran sekarang.                                         
Kandungan tanah yang biasanya terdapat pada lahan pasang surut adalah pirit. Pirit adalah Zat ini dibentuk pada waktu lahan digenangi oleh air laut yang masuk pada musim kemarau. Pada saat kondisi lahan basah atau tergenang, pirit tidak berbahaya bagi tanaman. Akan tetapi, bila terkena udara (teroksidasi), pirit berubah bentuk menjadi zat besi dan zat asam belerang yang dapat meracuni tanaman.                                     Lahan pasang surut ini dibagi menjadi beberapa golongan menurut tipe luapan air pasang, yaitu:                                          
A: Lahan terluapi oleh pasang besar (pada waktu bulan purnamamaupun bulan mati), maupun oleh pasang kecil (pada waktu bulanseparuh)              B: Lahan terluapi oleh pasang besar saja                       C: Lahan tidak terluapi oleh air pasang besar maupun pasang kecil, namun permukaan air tanahnya cukup dangkal, yaitu kurang dari 50cm           
D: Lahan tidak terluapi oleh air pasang besar maupun pasang kecil, namun permukaan air tanahnya dalam, lebih dari 50 cm.            
            Sistem pengairan yang dilakukan pada lahan pasang surut yaitu sistem irigasi dari bawah ke atas dan juga sistem aliran satu arah.  Untuk sistem aliran satu arah Pelaksanaan sistem ini tergantung kepada kesepakatan pengaturan pintu-pintu air.

3 komentar:

  1. thanks banget informasinya, di lahan sawah saya yaitu di kalimantan timur di kabupaten kutai kartanegara khususnya di wilayah pesisir merupakan lahan pasang surut, karena lahan tersebut letaknya memang di bantaran anak sungai mahakam jadi pengairannya banyak menggunakan dan dipengaruhi air pasang dan surutnya air sungai. tetapi kalau boleh unjuk saran dilengkapi aja infonya tentang pengaturan design persawahan pasang surut yang cocok untuk daerah saya yang tanahnya berlumpur dalam, dalam kata lain pembuatan tanggul sering rusak di gerus air pasang

    BalasHapus
  2. salam kenala sob, kalau saya boleh saran ya

    kalau bisa texs nya dibuat warna pytih aja, jadi para pembaca lebih jelas, biasanya kalau hitam kan ketemunya putih...



    kalau saran, gue pun juga butuh saran juga...
    hehehehehe, saya rasa itu aja sob,

    bye sob..

    BalasHapus
  3. makasih buat infonya, sangat membantu tugas kuliah.
    tapi mohon lain kali teksnya warna yang ketika dibaca tdak membuat yang membaca jadi sakit mata :)

    BalasHapus